Yurike Kusumatara. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Kenangan untuk KENANGA (part 1)


“Aaaa!” Pekik seorang gadis.
“Kenapa Ke?” tanya Verda.
“Kena jarum,” jawab Kenanga, gadis yang memekik tadi.
            Verda memandang sahabatnya aneh. Belakangan ini Kenanga memang sering mengalami kejadian aneh. Misalnya minggu lalu, Kenanga lupa meletakkan piring kosong dalam kulkas, padahal seharusnya dalam rak piring. Dia juga tidak bisa menghitung luas lingkaran, padahal hal tersebut mudah banget. Bahka terakhir dia susah menyelesaikan cerpen yang bisanya bisa selesai dalam waktu kurang dari satu hari.
            “Lupa kalo jarum tajem?” kata Verda.
            “Hahaha...” Kenanga tertawa dan Verda menyusul.
            “Da, kenapa aku....” Kenanga terdiam.
            “Kenapa?” Verda penasaran.
            “Nggak jadi, lupa. Hehe,” lanjut Kenanga.
            “Jaitan kamu bagus banget, Da. Iih, lucu deh pake bunga-bunga,”
            “Ke, bukannya itu yang bikin kamu ya? Barusan kamu kena jarum kan waktu ngejahit itu,” kata Verda.
            “Hem?” Kenanga belum mengerti. Dia tidak ingat kalau tas itu bikinannya. Verda dan Kenanga memang mendirikan toko tas flanel onlen. Mereka sendiri yang membuat tas-tas cantik itu.
            “Kenanga, mending kamu istirahat deh. Bulan-bulan belakangan ini kamu sering gak konsen. Yaah, kalo boleh bilang sih sejak kejadian itu,” yang Verda maksud dengan ‘kejadian itu’ adalah perceraian kedua orang tua Kenanga. Orang tuanya bertengkar hebat, lalu bercerai, da ibunya menikah lagi dengan teman ayahnya. Dalam beberapa minggu Kenanga merasa terpuruk dan kehilanga semangat hidupnya. Namun, pukulan tajam itu membuat dia merasa ingin melupakan segalanya. Tentang semua keperiha yang ditorehkan ibunya sendiri. Dan memulai hidup baru bersama keluarga kecil, dia; kakanya ;dan ayahnya. Hidupnya diisi dengan berbagai kegiatan yang menyibukan da membuat dia lupa dengan apa yang dialaminya saat itu.
            “Oiya, aaku tadi udah bilang belum kalo aku susah tidur?”
            Verda menggeleng. Dia merasa ada yang aneh dengan sahabatnya dari kecil itu. “Kenanga, mending kamu cake up deh,”
            “Ih, kenapa cake up segala? Aku nggak kenapa-kenapa kok,” kata kenanga dengan penuh senyuman tulus yang membuat dunia orang yang menatapnya semakin indah.
            “Kenanga,” panggil seseorang dari luar pagar rumah Verda.
            “Eh, Da itu pasti Iqbal. Aku pulang dulu ya,” Kenanga berpamitan pada Verda, mencangklong tas, dan memakai sepatunya.
            “Ke!” trian Iqbal dari atas motor.
            “Hai,”
            Iqbal adalah pacar Kenanga sejak satu tahun yang lalu. Iqbal sendiri sudah menyadari kalau pacarnya itu sering lupa pada sesuatu. Tetapi belakangan ini Kenangan sering lupa memanggil Iqbal dengan nama Dendi. Entah siapa dia. Tapi Iqbal memaklumi saja.
            “Eh, tas ketinggalan. Duuuh, kebiasaan lupa deh,” kata Kenanga pada Iqbal dan ia cepat-cepat masuk lagi.
            “Ke!!” triak Iqbal sebelum Kenanga masuk. “Itu yang di pundak kamu apa?”
            Ternyata Kenanga sudah menyangklong tas tersebut. “Yang ketinggalan itu helmnya, Sayang,”
            “Hahaha... oo iya,” Kenanga melesat masuk ke dalam. Mengambil helm dan langsung nengkrong di motor Iqbal. Mereka berduapun melesat ke rumah Kenanga.
            “Sayang, kamu gak pernah cek kesehatan ya?” tanya Iqbal tiba-tiba saat mereka duduk berdua di teras rumah Kenanga.
            “Nggak lah, Yang. Kenapa? Kamu jadi kayak Verda aja,”
“Kamu makin kurus loh,”
“Oya? Syukur deh, heheee”
Iqbal tersenyum dan memandang aneh kepada pacarnya itu.
Kenanga memang gadis pelupa terutama pada kejadian yang baru dia alami. Tapi belakangan kenapa lupanya itu semakin parah dan tidak terkontrol. Sampai teman-teman dekatnya sendiri heran pada dirinya.
“Cake up yuk,” ajak Iqbal manis kepada Kenanga.
“Hem? Oke deh kalo kamu bilang gitu, tapi anterin ya,”
“Keeee!!!! Dimana sih kamu narok modem???” teriak seseorang pada Kenanga.
“Haaa??? Entar aku lupa narok mana, Mbak. Dimana ya?” jawab Kenanga polos.
“Kebiasaan banget kamu ini, apasih yang nggak kamu lupa? Ntung nyawa kamu masih ada,”
“Ya mbak namanya juga orang lupa. Sumpah nggak inget,”
“Dasar pikun!” Mawar marah-marah jengkel pada kebiasaan lupa adiknya itu.
“Sabar,” kata Iqbal dengan manis dan Iqbalh banget. Penuh senyum dan menenangkan.
“Udah biasa kok,” jawab Kenanga dengan penuh senyum pula.
Iqbalpun berpamitan untuk pulang karena sudah malam. Setelah itu Kenanga bersiap mengerjakan tugas-tugas sekolahnya.
“Eeehm, mbak tujuh dikali delapan itu berapa ya?" tiba-tiba Kenanga bertanya hal sesepele itu.
"Ya lima-enam lah. bego banget sih,"
Benar, belakangan Kenanga memang mengalami kesulitan menghitung. Kenanga yang biasanya mahir matematika sekarang jatuh nilainya. entah, mungkin karena banyak pikiran yang gak jelas.
"Eeehm, mbak,"
"Apa?"
"Hari Kartini tanggal berapa sih? kok temen-temen udah pada repot,"
"Duuuh! begonya kamu kelewatan banget sih?" Mawar kesal dan kembali ke kamar.
 "Ada apa, Ke?" tanya Ayah Kenanga yang melihat anaknya yang kebingungan.
"Gak papa, Yah,"
"Eh? kamu sudah makan?"
"Sudah kayaknya," padahal, tanpa Kenanga sadari dia belum makan dari tadi pagi. itu hanya karena dia lupa saja.
 ---
"Ke, kenapa motif tasnya buah sih? akukan minta bunga," protes salah satu pelanggan mereka.
"Maaf, maaf, itu cuman ketuker aja kok. nanti aku ambilin pesenan kamu," Verda membela kesalahan yang sebenarnya Kenanga perbuat. sementara Kenanga hanya diam membisu dengan terpaku disana.
"Kenanga gimana sih," kata Verda lirih.
"Aku nggak tau, Sa"
'SA'? Kenanga memanggil Verda dengan sebutan sa? nama siapa itu.
"Aku Verda, Ke! kamu ini kenapa sih?" Verda mulai jengkel dengan kecurigaanya sendiri.
pulang sekolah Kenanga ada janji untuk cake up dengan Iqbal. jadi dia buru-buru mengemas buku-buku dan menemui Iqbal di parkiran. merekapun cepat-cepat pergi ke dokter spesialis otak kenalan Iqbal.
"Hasilnya bisa diambil lusa ya di lab saya," kata dokter tersebut.
tapi, bukannya kembali 'lusanya' yaitu hari kamis, Kenanga malah mengambil hasil tes hari jumat.
"Anda Kenanga?" kata dokter dengan sangat ramah.
"Iya, dok," jawab Kenanga ramah pula.
"Menurut hasil MIR dan cake up anda, anda menderita penyakit Alzheimer," kata dokter itu tiba-tiba. Kenanga memasang wajah linglung tidak paham.
"Apa itu, dok?"
"Alzheimer adalah kondisi di mana sel-sel saraf di otak mati, sehingga sinyal-sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik. penyakit Alzheimer merupakan jenis penyakit yang bertahap. sehingga sulit diketahui gejala-gejalanya. umumnya penyakit ini menyerang lansia, tapi ada faktor keturunan yang membuat anda menderita penyakit ini. si penderita akan sedikit demi sedikit kehilangan memori baru mereka, kehilangan nama-nama orang yang paling dekat dengan mereka. penderita Alzheimer aka tetap mengenali teman atau saudara dekat mereka, hanya saja mereka sulit untuk menemukan siapa nama mereka. Seseorang dengan penyakit Alzheimer punya masalah dengan ingatan, penilaian, dan berpikir, yang membuat sulit bagi penderita penyakit Alzheimer untuk bekerja atau mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari. Kematian sel-sel saraf terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun. Gejala mungkin tidak diperhatikan sejak dini. Sering anggota keluarga penderita menyadari adanya gejala ketika sudah terlambat. tapi Iqbal cukup cepat,"
"Jadi, sedikit demi sedikit saya akan melupakan orang-orang dekat saya? semacam pikun?"
"Iya, tapi tidak hanya itu. pada tingkat kronis anda akan kehilangan kosa kata paling sederhana yang membuat anda susah berbicara dan mengalami dialeksia akud,"
"Dialeksia? apa itu, dok?"
"Dialeksia adalah ketidak mampuan membaca dan mengucap sesuatu yang sederhana dengan benar. eeehm, boleh saya pinjam buku tulis anda?" Kenanga mengangguk dan mengeluarkan buku catatan Kimia. "Dalam satu lembar catatn saja terdapat hampir sepuluh kesalahan penulisan kata,"
"Jadi, apa penyakit saya berbahaya dan mematikan dok?"
"Bisa dibilang seperti itu. pengerutan otak akan berimbas pada kelainan fungsi kerja organ lain. pederita Alzheimer bisa juga mengalami Ataksia. tetapi kemungkinan itu kecil,"
"Lalu obatnya?"
"Sampai sekarang saya masih mengadakan riset tentang Alzheimer. belum ada obat penyembuh, hanya baru ada obat untuk memperlambat proses pengerutan otak,"
"Intinya, kelak saya akan menjadi mayat hidup?"
"Tidak seperti itu juga. mungkin keinginan anda untuk menghapus masa lalu yang kelam membuat anda menghapus semua memori yang indah dalam hidup anda. mungkin, jika anda mencoba untuk mengabaikannya begitu saja, hidup anda akan lebih indah."

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar